Bisnis  

Karyawan PT BCL dan PT CPN Hidupkan Tradisi Jimpitan di Bulan Suci Ramadan

Paguyuban Karyawan Anak Perusahaan Astra Agro Group menyalurkan jimpitan berupa uang dan beras melalui pondok pesantren dan gereja sekitar kebun perusahaan. (Foto: Ist)

BERITA62.COM, Barito Timur – Memasuki bulan suci Ramadan 1445 hijriah, seluruh karyawan dan serikat pekerja PT Bhadra Cemerlang (BCL) dan PT Cakung Permata Nusa (CPN) yang merupakan anak perusahaan Astra Agro Group, kembali menghidupkan tradisi jimpitan yang kini mulai pudar.

Jimpitan merupakan tradisi jawa, yang berasal dari kata ‘jumputan’ atau ‘menjumput’ yang berarti mengambil sedikit. Pada penerapannya, budaya jimpitan adalah kegiatan kolektif masyarakat mengumpulkan uang ataupun beras untuk kepentingan warga.

Pada Ramadan kali ini hasil jimpitan yang telah dikumpulkan karyawan anak perusahaan Astra Agro Group disalurkan kepada panti asuhan, yayasan, keluarga kurang mampu serta masyarakat lanjut usia.

Penyaluran jimpitan kali ini dilakukan di Desa Mawani dan Desa Kambitin melalui pondok pesantren serta gereja sekitar.

“Program ini akan dilaksanakan secara bergiliran kepada seluruh yayasan sekitar perkebunan kelapa sawit perusahaan, baik muslim maupun non muslim. Selain untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu, juga memupuk semangat sosial paguyuban karyawan,” tutur Ari Pembina Paguyuban Karyawan Anak Perusahaan Astra Agro Group Eka Pratama, Sabtu, 16 Maret 2024.

Dia menambahkan, tradisi jimpitan ini menjadi salah satu solusi sosial dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat secara mandiri.

“Semangat berbagi dari karyawan kepada masyarakat ini juga dapat memperat relasi sosial di antara keduanya. Kegiatan ini akan kami laksanakan secara rutin setiap bulannya, bahkan setelah bulan suci Ramadan berakhir,” kata Eka.

Sementara itu Kepala Desa Mawani Sumarno mengapresiasi aksi sosial Paguyuban Karyawan Astra Agro Group tersebut. Menurutnya kegiatan itu mendorong gotong-royong di antara karyawan sekaligus menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat di sekitar perkebunan.

“Inisiasi ini patut diapresiasi terutama mempererat jalin silaturahmi antara karyawan dan masyarakat. Dengan tatanan sosial yang majemuk memang diperlukan kegiatan sosial yang sifatnya bahu membahu seperti ini sehingga tercipta hubungan sosial yang baik antara keduanya,” tutup Sumarno. (ASR)