BERITA62.COM, Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, upaya pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) akan mendorong penciptaan dan peningkatan lapangan kerja di tanah air.
Hal tersebut disampaikan Bahlil dalam keterangan pers usai menghadiri ratas tersebut Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 13 Januari 2023.
“Kami baru selesai mengikuti rapat terbatas tentang ekosistem pembangunan mobil, baterai, dan motor, serta ekosistem dari pembangunan industri baterai dan mobil sendiri. Jadi yang ke depan kita bangun itu adalah ekosistem pembangunan EV dan motor itu dalam rangka penciptaan lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Bahlil, pemerintah membuat beberapa formulasi untuk memastikan agar pembangunan ekosistem kendaraan listrik, seperti baterai mobil listrik, dapat terus berjalan.
“Direncanakan tahun 2024 produksi kita sudah mulai berjalan di awal, di semester pertama 2024 yang dibangun oleh LG di Karawang. Yang kedua, ekosistem dari hulu ke hilir antara CATL dan LG juga tahun ini sudah mulai konstruksi,” ungkapnya.
Bahlil menyampaikan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik diperlukan untuk menjaga agar pasar besar yang dimiliki oleh Indonesia tidak dipenetrasi dengan produk-produk dari luar negeri.
“Karena hari ini kita tahu beberapa negara lain, seperti Thailand, itu banyak sekali memberikan sweetener yang kemudian merangsang untuk industrinya dibangun dalam negara mereka dan Indonesia enggak boleh kalah,” ujarnya.
Tak hanya untuk kebutuhan dalam negeri, jelas Bahlil, produksi dalam negeri juga berpotensi untuk mengisi pasar di negara lain.
“Yang kedua adalah kita juga mampu melakukan penetrasi pasar ekspor. Terkait dengan hal itu, BUMN juga tadi disampaikan untuk melakukan penyiapan infrastruktur yang lain,” lanjutnya.
Dalam keterangan persnya, Bahlil juga menegaskan bahwa pembangunan ekosistem kendaraan listrik juga berorientasi pada industri ramah lingkungan.
“Ke depan kita akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada green energy. Ini sebagai bentuk dari kepedulian pemerintah dalam rangka melakukan penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada green energy dan green industry,” tandasnya. (FID/UN)