Umum  

Cuaca Ekstrem Akibatkan Rumah Warga di Desa Lalap Tertimpa Pohon

Rumah warga Desa Lalap Kabupaten Barito Timur yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang, dini hari, Jumat, 9 Mei 2025.

BERITA62.COM, Barito Timur – Cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Barito Timur, pada Jumat dini hari, 9 Mei 2025, menyebabkan sebuah rumah warga di Desa Lalap, Kecamatan Patangkep Tutui, rusak parah tertimpa pohon tumbang.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 04.15 WIB di RT 02 Desa Lalap. Rumah milik Urtianti (50), seorang ibu rumah tangga, mengalami kerusakan pada bagian atap, empat unit lemari, dan sejumlah peralatan dapur. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian ditaksir mencapai Rp35 juta.

“Pohon besar di samping rumah roboh karena angin sangat kencang. Akibatnya, atap rumah jebol, empat lemari rusak, dan sejumlah peralatan dapur hancur,” ujar Kepala Desa Lalap, Hendri.

Pengurus Karang Taruna Kabupaten Barito Timur bersama pendamping desa saat meninjau rumah warga Desa Lalap yang tertimpa pohon, Jumat, 9 Mei 2025.

Sebagai bentuk respons cepat, pemerintah desa bersama warga langsung melakukan gotong royong untuk menyingkirkan pohon yang tumbang dan menyerahkan bantuan uang tunai sebesar Rp4,6 juta yang bersumber dari pos anggaran penanggulangan bencana alam desa.

“Bantuan ini bentuk kepedulian kami agar Bu Urtianti bisa segera memperbaiki rumahnya. Kami juga mengimbau warga agar lebih waspada, terutama di musim peralihan seperti sekarang,” tambah Hendri.

Menanggapi peristiwa tersebut, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas IV Sanggu, Eko Bambang Winarto, menjelaskan bahwa kejadian ini merupakan dampak dari kondisi atmosfer yang sangat lembap dan labil, yang menjadi pemicu cuaca ekstrem.

“Berdasarkan analisis citra satelit Himawari-8 dan radar cuaca Palangka Raya, ditemukan akumulasi kelembapan tinggi di berbagai lapisan atmosfer. Di lapisan 850 mb, kelembapan mencapai 90%-100%, dan di lapisan 700 hingga 500 mb sekitar 80%-90%,” jelas Eko.

Ia juga menyebutkan bahwa indeks labilitas atmosfer menunjukkan potensi besar terjadinya hujan lebat dan angin kencang. “K-Index mencapai angka 35, Lifted Index bernilai -3, dan Showalter Stability Index berada di angka 1. Ini mencerminkan atmosfer yang cukup labil dan siap memicu pembentukan awan Cumulonimbus,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan BMKG, awan Cumulonimbus mulai tumbuh sekitar pukul 02.00 WIB di barat daya Barito Timur dan mencapai intensitas puncak pada pukul 04.10 WIB, dengan kecepatan angin mencapai 45 knots atau sekitar 83 kilometer per jam dari arah selatan.

“Kondisi ini berkaitan dengan masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, yang biasanya ditandai dengan kemunculan cuaca ekstrem secara tiba-tiba,” terang Eko.

BMKG mengimbau masyarakat di Kabupaten Barito Timur untuk lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu. “Jangan berteduh di bawah pohon besar saat hujan dan selalu perhatikan informasi cuaca terkini,” pungkasnya. (BME-1)

Ucapan Ketua KNPI 1Ucapan Ketua KNPI 2