Berebut Bartim 1, Siapa Kuat?

Kadarisman, Pemerhati Politik Banua.

BERITA62.COM – Kabupaten Barito Timur satu dari bagian daerah lainnya yang bakal menggelar pilkada serentak tahun 2024. Kontestasi politik yang hanya menyisakan kurang lebih delapan bulan ke depan itu sejatinya sudah di ambang mata. Jalan menuju kontestasi mesti sudah disiapkan. Terlambat bersiap berarti bersiap menunda kemenangan.

Pilkada Bartim menjadi menarik, sebab ketiadaan petahana. Ketiadaan petahana membuat semua kandidat yang berkontestasi memiliki peluang yang sama. Tinggal masyarakat Bartim yang menentukan kepada figur siapa mereka mempercayakan pilihan.

Selain terbukanya peluang berkontestasi di Bartim, sejatinya tanah Gawi Jari Janang Kalalawah ini sekaligus menyediakan tantangan. Kandidat bakal calon Bupati Bartim ke depan harus mampu mengetengahkan kepemimpinan yang progresif.

Pemimpin progresif mesti mampu mengelola pemerintahan efektif dan berorientasi publik, sehingga memberi dampak kinerja pemerintahan sampai pada pertumbuhan ekonomi secara makro dan mikro. Tantangan ini menjadi suguhan kepemimpinan politik masa mendatang, mengingat Bartim menunggu untuk ditumbuhkan.

Berkaca pada data statistik, beberapa tahun terakhir jumlah penduduk miskin di Bartim cenderung naik. Mulai dari 7.97 ribu tahun 2019 menjadi 8.59 persen tahun 2023. Meningkatnya jumlah penduduk miskin menunjukkan bahwa angka pertumbuhan ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Sebab Bartim sendiri pernah mencatat pertumbuhan ekonomi di angka 5.45 pada tahun 2019, lalu menjadi 3.47 pada tahun 2023, setelah sempat minus pada tahun 2020.

Menjadi Bupati Bartim periode 2024-2029 harus mampu menjawab tantangan ekonomi, kemiskinan, pengangguran terbuka serta tata kelola pemerintahan yang baik. Figur-figur pemimpin yang dapat menyuguhkan konsep bagaimana Bartim ke depan yang lebih baik menjadi layak untuk diperhitungkan.

Lalu siapa figur tersebut?

Kendati Bartim merupakan kabupaten yang masih belia, tetapi kabupaten ini tidak kekurangan tokoh potensial. Ambil contoh misalnya, Supriatna. Politisi Partai Golkar ini memiliki potensi meraih kepercayaan publik dalam kontestasi pilkada. Namanya tidak ujug-ujug muncul, tetapi sejatinya dia memiliki kapital elektabilitas yang cukup baik pada pilkada tahun 2018 lalu.

Supriatna merupakan kompetitor tahun 2018 yang cukup merepotkan petahana. Dia mampu meraih angka suara 33.51 persen dan hampir saja menyamai suara petahana ketika itu. Supriatna memiliki basis massa yang potensial di beberapa kecamatan, seperti Dusun Tengah, Paju Epat, Pematang Karau dan Raren Batuah.

Tidak hanya Supriatna, Bartim juga memiliki tokoh lainnya, seperti Eskop. Ketua DPC Gerindra ini seolah menunjukkan tuahnya pada pemilu legislatif tahun 2024. Selain mampu menembus ke “Rumah Rakyat” Eskop juga mampu mendongkrak perolehan kursi partai.

Eskop tidak semata sebagai seorang politisi, pria tersebut kenyang makan asam garam birokrasi. Totalitasnya di masa lalu mampu mengantarnya ke posisi puncak karir kepada jabatan sekretaris daerah hingga sempat sebagai pelaksana tugas bupati.

Selain dua tokoh tersebut gaung ketokohan Ariantho S Muler juga tak dapat dipandang sebelah mata. Rantai pengalaman politiknya dalam kemenangan pilkada menjadi modal pentingnya dalam meraih elektabilitas ketika dipertandingkan di helatan pilkada.

Tokoh lain yang potensial tentu saja Ketua DPRD saat ini, Nur Sulistio. Perolehan suaranya pada pemilihan legislatif terbilang besar. Dia mampu meraih suara terbanyak, yakni 2.540 melampaui kader partai mana pun. Hanya memang dalam pilkada tak boleh ada dua matahari.

M Yamin juga memiliki kans jika dimajukan. Namanya cukup berkibar pada beberapa periode yang lalu. Walau tidak menjabat sebagai ketua partai, dia berhasil menunjukkan elektabilitasnya yang cukup besar dalam pileg 2024.

Terlepas dari semua itu kemenangan kontestasi politik sangat dipengaruhi oleh banyak factor, tidak hanya figur dan ketokohan. Diantaranya adalah aktor koalisi partai politik. Terlebih di Bartim, tidak satu pun partai politik mampu mengusung pasangan calon di pilkada secara mandiri. Perolehan kursi di DPRD Bartim menuntut untuk dilakukan koalisi.

Faktor penting kedua adalah data ilmiah. Data ilmiah menjadi penentu apakah seseorang memiliki kelayakan dalam pertarungan. Data ilmiah juga menjadi kunci menyelaraskan mesin politik agar bekerja efektif dan efisien.

Lalu siapa yang kuat berebut Bartim 1? Mereka yang kuat, adalah mereka yang dipilih oleh rakyat. Biarkan waktu delapan bulan ke depan akan menjawab. Dan Biarkan jawaban itu berselaras dengan kehendak masyarakat yang penuh harap.
_____________
Penulis: Kadarisman,
Pemerhati Politik Banua.