Belajar Dari Tukang Gali Sumur Saat Wabah Covid-19

Sumur (Gardensall.com)

TEKIWE – Saya sadar bahwa untuk tetap survive bagi pelaku usaha mikro (home-scale business) saat kondisi seperti sekarang – terutama saat pemberlakuan distancing social – bukanlah hal yang mudah, tanpa wabah Covid-19 pun para pelaku usaha rumahan sudah merangkak-merangkak mempertahankan usaha.

Lalu apakah kita harus berdiam saja tanpa memikirkan cara yang kreatif untuk tetap berusaha sekalipun kita dibatasi untuk keluar rumah? Sudah rahasia umum bagi pelaku usaha mikro, jangankan disuruh diam di rumah berbulan-bulan, libur sehari saja pasti pemasukannya juga ikut libur.

Teman saya bilang, “sabar, sebentar lagi jika wabah ini berakhir kita bisa mulai usaha lagi,”

Benarkah?

Mungkin kita perlu belajar dari tukang gali sumur. Pernahkah anda melihat tukang gali sumur menunggu musim kering berlalu baru kemudian menggali sumur?

Umumnya mereka tidak menggali sumur di musim penghujan atau saat air melimpah, tukang gali sumur menggali sumur pada musim kering atau saat mengalami krisis air agar mencapai kedalaman maksimal sehingga ketika musim penghujan tiba sumurnya berlimpah dengan air.

Tapi ada lho yang gali sumur pada musim penghujan.

Bisa saja, namun pada musim kering berikutnya dapat dipastikan sumurnya juga ikut kering karena tidak dalam – saat menggali sumur pada musim penghujan mudah mendapatkan air dan sumur tidak perlu dalam.

Apa yang dapat kita pelajari dari tukang gali sumur?

Dengan tetap berusaha pada saat krisis seperti sekarang, kita mengasah kemampuan kita untuk menemukan ide-ide yang baru, cara yang lebih kreatif serta meningkatkan kemampuan kita memanfaatkan teknologi untuk berjualan dan mengembangkan usaha.

Wabah Covid-19 ini menjadi kesempatan kita untuk menggali potensi kita sedalam-dalamnya.

Jika keadaan sudah kembali pulih, kita tidak lagi memulai dari nol tapi sudah menemukan hal-hal yang baru yang siap dikembangkan, seperti sumur yang sudah digali dengan kedalaman maksimal siap menampung air yang banyak.

Seandainya kita harus melewati “kemarau” berikut, kita juga akan lebih siap, meski itu hanya berupa kesiapan mental untuk menghadapi krisis lagi….

Salam hangat, Agustinus Bole Malo.

_____________________