Cara Efektif Kendalikan Penyakit Busuk Buah pada Kakao

Penyakit buah busuk kakao yang disebabkan oleh Phytophthora Palmivora. (Foto: Alamtani.com)

BERITA62.COM, Phytophthora Palmivora merupakan jamur patogen penyebab penyakit busuk buah kakao atau BBK. Patogen ini menyerang berbagai bagian tanaman kakao, meliputi: daun, pangkal batang, batang, ranting, pucuk, bantalan bunga, dan buah.

Phytophthora Palmivora dapat menyerang kakao pada berbagai tingkatan umur, mulai dari pembibitan sampai pada tanaman menghasilkan. Intensitas serangan patogen ini dapat mencapai 85 persen pada daerah-daerah yang mempunyai curah hujan tinggi. Secara ekonomis, BBK telah mengakibatkan penurunan produksi kakao dunia sebesar 10-30 persen, sedangkan di Indonesia mengakibatkan kehilangan hasil 15-53 persen.

Implementasi pengendalian penyakit BBK harus dilaksanakan secara terpadu. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar atau Balittri telah melakukan uji komponen teknologi yang mampu mengendalikan dan menurunkan intesitas serangan patogen, antara lain:

1. Sanitasi kebun. Langkah paling penting dalam upaya pengendalian penyakit secara terpadu adalah menghilangkan sumber inokulum patogen dari kebun. Oleh sebab itu semua buah yang terinfeksi Phytophthora Palmivora baik yang masih berada di pohon atau yang jatuh ke permukaan tanah, kulit buah dari limbah panen, ranting dan daun dari pemangkasan harus dibersihkan kemudian dikubur atau didekomposisi untuk dijadikan pupuk organik.

2. Pemangkasan pemeliharaan. Perkembangan Phytophthora Palmivora tergantung pada kelembaban kebun dan sangat peka terhadap cekaman suhu dan kekeringan. Oleh sebab itu aktivitas pemangkasan pemeliharaan sangat efektif menurunkan intensitas serangan penyakit busuk buah kakao.

3. Pemanfaatan mikroorganisme antagonis. Pemanfaatan jamur antagonis Trichoderma Viride terbukti efektif menekan perkembangan patogen Phytophthora Palmivora pada pembibitan.

4. Penggunaan asap cair. Potensi asap cair sebagai senyawa antimikroba dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan patogen tanaman. Penggunaan asap cair dari tempurung kelapa hanya dengan konsentrasi 0,1 persen mampu menghambat pertumbuhan Phytophthora Palmivora di cawan petri. Penggunaan asap cair dari limbah kebun kakao untuk mengendalikan penyakit BBK paling memungkinkan untuk dikembangkan di tingkat petani, karena mudah dan murah membuatnya serta ketersediaan bahan baku yang melimpah di lapangan.

Menurut tim Peneliti Hama dan Penyakit Tanaman Balittri, teknologi pengendalian penyakit BBK secara terpadu ini dapat menurunkan tingkat serangan di lapangan sebesar 80 persen. (litbang.pertanian.go.id)