BERITA62.COM, Bandung – Kerja keras yang dilakukan Pengurus Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Pulosari Handal di Kecamatan Pangalengan, Bandung, Jawa Barat kini berbuah manis karena mampu menembus pasar ekspor kentang dan buncis ke Singapura serta meraup ratusan juta rupiah.
Kades Pulosari, Agus Rusman menuturkan, BUMDes Pulosari Handal didirikan selama tiga bulan dan telah miliki badan hukum.
Awalnya, Agus tertantang untuk mengembangkan hasil alam Desa Pulosari berupa produk pertanian yang dikenal memiliki kualitas bagus. Dia pun mengaku memutar otak dan berusaha untuk mencari pasar bagi produk pertania agar memiliki nilai jual yang tinggi.
Usaha kerasnya tak sia-sia. Dia bertemu dengan manajemen PT Elevasri Agri Indonesia (Elevarm) yang mau diajak kerja sama memasarkan kentang dan buncis ke pangsa pasar luar negeri atau ekspor.
“Alhamdulillah, kami baru 10 hari ketemu Elevarm dan terjadi kesepakatan untuk memasarkan produk kelompok tani, termasuk ekspor kentang dan buncis kenya ini,” ungkapnya saat menuturkan kisah sukses di hadapan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar di Pangalengan, Selasa, 21 Februari 2023.
Setelah melalui beberapa proses dan tahapan, akhirnya terwujud ekspor perdana kentang yang mencapai 8 ton per minggu. Sedangkan buncis kenya 200 kilogram.
Jumlah nilai ekspor perdana kentang Rp112.000.000 dan buncis kenya Rp3.400.000, atau total mencapai Rp115.400.000.
Kini rata-rata per bulan pendapatan BUMDes Pulosari Handal Pulosari bisa menembus Rp15 juta.
Sedangkan Pemerintah Desa Pulosari memberikan anggaran sebesar Rp70 juta untuk membantu BUMDes Pulosari Handal.
BUMDes Pulosari Handal juga mampu menyerap tenaga kerja sekitar 60 orang yang terdiri dari tenaga kerja dan mitra usaha pada unit usaha air bersih, pariwisata, energi terbarukan, agen bank dan pertanian.
Selain telah mampu mengekspor kentang dan buncis kenya, dia juga meminta perhatian Kemendes PDTT untuk membantu produk kopi Desa Pulosari agar pemasarannya bisa semakin luas.
Direktur BUMDes Pulosari Handal Toto menambahkan, pihaknya juga membina sejumlah kelompok wanita tani yang telah mengolah kentang menjadi makanan ringan.
Dalam sebulan, kelompok wanita tani bisa mengolah 1 kuintal kentang menjadi kripik. Dalam satu bulan ditargetkan bisa memproduksi olahan 16 ton kentang dan sekitar 300 kuintal buncis kenya.
Menanggapi kisah sukses tersebut, Mendes PDTT yang akrab disapa Gus Halim menyatakan bahwa tugas Kemendes PDTT untuk mencarikan pasar bagi produk-produk yang dihasilkan desa.
“Inilah kunci hilirisasi proses ekonomi di Kemendes PDTT,” kata Gus Halim.
Dia menyebut kesuksesan BUMDes Pulosari Handal Pulosari ini bisa menjadi pelajaran dan contoh BUMDes lainnya.
“Karena membangun desa paling mudah itu mereplikasi,” tandasnya.
Kemendes PDTT, lanjut Gus Halim, akan fokus pada ekspor produk yang dikelola, dihasilkan atau dikonsolidasi oleh BUMDes dan BUMDes Bersama.
Sementara itu, Lintang Kusuma dari Elevarm mengatakan, saat ini ada sekitar 3.000 petani binaan di 12 daerah, termasuk Pangalengan.
Kerja sama dengan Desa Pulosari dimulai setahun lalu dan mendapat respons positif. Elevarm memuji Kemendes PDTT yang mendukung ekspor perdana ini dan berharap bisa replikasi di daerah lain.
Saat ini Elevarm miliki kapasitas ekspor kentang 16 ton per minggu, dan buncis kenya 1,5 ton per minggu.
Untuk meningkatkan kapasitas bisnis, BUMDes Pulosari Handal mulai fokus pada komoditas kentang dan buncis kenya yang saat ini dapat memenuhi standar ekspor ke Singapura. (Firman/Kemendes PDTT)