Berita  

Aliansi Nansarunai Bela Borneo Minta Edy Mulyadi Diproses Hukum

Pertemuan di rumah Ketua Aliansi Nansarunai Bela Borneo, Hengky A Garu untuk menyikapi pernyataan Edy Mulyadi yang dianggap menghina warga Kalimantan

TEKIWE.COM, Barito Timur – Aliansi Nansarunai Bela Borneo yang merupakan gabungan dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan elemen masyarakat di Kabupaten Barito Timur mengecam keras dan menuntut proses hukum atas pernyataan Edy Mulyadi dalam video 57 detik yang dianggap menghina warga Kalimantan.

Kecaman dan tuntutan tersebut disampaikan dalam pertemuan yang digelar di rumah Ketua Aliansi Nansarunai Bela Borneo, Hengky A Garu atau biasa dipanggil Amber, Senin, 24 Januari 2022.

“Sekalipun sudah keluar video permintaan maaf dari Edy Mulyadi, secara manusia kita maafkan tapi proses hukum harus tetap berjalan baik proses hukum adat serta meminta Kapolri supaya juga mengusut dan menindak Edy Mulyadi sesuai dengan hukum yang berlaku di Republik Indonesia ini sehingga tidak terjadi berulang-ulang pelecehan dan penistaan kepada suku manapun,” kata Amber.

Dia menegaskan Edy Mulyadi harus dituntut secara hukum adat karena pulau Kalimantan dihuni oleh warga dari beberapa suku yang memiliki adat istiadat.

“Ada warga yang menghuni Kalimantan, bukan jin dan bukan monyet, makanya harus kita tuntut secara adat serta hukum positif juga tetap harus berlaku,” tegas Amber.

Dalam pertemuan tersebut, seluruh peserta menyepakati untuk melakukan aksi penyampaian aspirasi ke DPRD Barito Timur pada Rabu, 26 Januari 2022 mendatang, kemudian dilanjutkan dengan laporan ke Polres Barito Timur.

Dalam video viral yang menimbulkan kecaman berbagai pihak di seluruh Indonesia, Edy Mulyadi membuat pernyataan yang dianggap menghina warga Kalimantan pada sebuah diskusi yang belum diketahui persis kejadiannya di mana.

“Bisa memahami gak, ini ada tempat sebuah elit, punya sendiri, yang harganya mahal, punya gedung sendiri, lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak,” ujar Edy Mulyadi dalam video tersebut.

“Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo ngapain gue bangun di sana,” lanjut Edy Mulyadi dalam bagian berikutnya.

“Enggak ada, nih, sampeyan tinggal dimana om ajab, di Jakartanya Jakarta mana, mana mau dia tinggal di Gunung Sahari Jakarta Pusat dipindah ke Kalimantan Penajam sama untuk beli rumah di sana. Gue mau jadi warga ibu kota baru. Mana mau,” ucap Edy Mulyadi sambil menoleh pada orang di samping kirinya.

Pada bagian terakhir video tersebut ada seorang di belakang Edy Mulyadi yang menimpali ucapannya. “Hanya monyet,” kata pria tersebut yang disambut gelak tawa peserta diskusi tersebut. (Sumber: Borneonews.co.id)