BERITA62.COM, Barito Timur – Ketika suhu politik di Kabupaten Barito Timur memanas menjelang Pilkada 2024, sebuah langkah mengejutkan datang dari Ketua DPD Partai Golkar, H Supriatna. Pria yang sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu tokoh sentral di panggung politik daerah ini, memutuskan untuk mundur dari pencalonan Bupati Barito Timur. Mundurnya Supriatna bukanlah tanda menyerah atau kekalahan, melainkan sebuah langkah strategis yang menyimpan cerita dan pertimbangan mendalam.
Supriatna adalah sosok senior di politik Barito Timur. Dedikasinya untuk membangun daerah sudah teruji dengan menjadi Ketua DPRD Barito Timur selama dua periode awal kabupaten ini terbentuk.
Meski demikian, dalam kancah Pilkada 2024, Supriatna memilih untuk melangkah mundur demi memberikan dukungan penuh kepada pasangan M Yamin dan Adi Mula Nakalelu HA Garoe sebagai bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Barito Timur.
“Sehubungan dengan hal tersebut, setelah merembukkan di tingkat DPD II, DPD I hingga pusat, saya yang sebelumnya akan maju di Pilkada Barito Timur 2024, dengan ini menyatakan mundur dari pencalonan,” ujar Supriatna, membuka lembaran baru dalam perjalanan politiknya, Jumat, 23 Agustus 2024.
Langkah ini bukan tanpa alasan, Supriatna menekankan bahwa keputusan ini diambil setelah melalui diskusi panjang dan pertimbangan matang bersama partainya. Bagi Supriatna, kemajuan Barito Timur menjadi pertimbangan utama di atas segalanya.
Bagi banyak pengamat politik, keputusan Supriatna ini cukup mengejutkan. Terlebih, berdasarkan keputusan terbaru Mahkamah Konstitusi, Partai Golkar dan dua partai lainnya sebenarnya memiliki kekuatan politik yang cukup untuk mengusung calon tanpa harus berkoalisi.
Namun, Supriatna justru memilih jalur berbeda. Dia melihat bahwa dengan mengusung pasangan Yamin dan Adi, ada peluang lebih besar untuk membawa Barito Timur menuju perubahan yang diinginkan.
“Untuk kepentingan Barito Timur yang lebih besar dan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, saya mengambil langkah untuk mundur dari pencalonan ini dan selanjutnya seperti yang telah saya sampaikan tadi kita bersama-sama seluruh tim akan memenangkan pasangan Yamin dan Adi Garoe,” tegas Supriatna.
Dalam pernyataan itu, jelas terlihat bahwa dia tidak hanya mundur sebagai calon, tetapi juga mengalihkan seluruh dukungan dan sumber dayanya untuk pasangan yang ia anggap bisa membawa perubahan.
Bagi Supriatna, langkah mundur ini adalah bagian dari strategi yang lebih besar. Bukan berarti dia meninggalkan panggung politik, melainkan sebuah cara untuk memainkan peran yang lebih besar di balik layar. Supriatna tampaknya memahami bahwa dalam politik, kadang langkah mundur adalah bagian dari strategi untuk mengambil langkah maju yang lebih panjang dan kokoh.
Dengan pengalaman dan jaringan yang luas, Supriatna berpotensi menjadi kingmaker dalam Pilkada kali ini. Menarik untuk melihat bagaimana strategi dan dukungan Golkar di bawah kepemimpinan Supriatna akan memainkan perannya di Pilkada Barito Timur 2024. Keputusan ini juga mencerminkan dinamika internal partai yang kuat, di mana kepentingan bersama dan strategi jangka panjang diutamakan.
Pilkada Barito Timur 2024 akan menjadi ajang pembuktian bagi banyak pihak, termasuk Partai Golkar di bawah komando Supriatna. Dengan mundurnya Supriatna, arah angin politik di Barito Timur tampaknya akan semakin menarik untuk diikuti. Apakah dukungan penuh dari Supriatna dan Partai Golkar kepada Yamin dan Adi akan mampu membawa pasangan ini ke kursi kemenangan? Atau akankah ada kejutan lain di tengah jalan?
Yang pasti, langkah mundur Supriatna bukanlah akhir dari perannya di politik Barito Timur, melainkan sebuah langkah strategis untuk mencapai tujuan yang lebih besar bagi masyarakat dan daerahnya. Di tengah riuh rendahnya Pilkada, langkah ini menegaskan satu hal: Supriatna tetap menjadi pemain kunci dalam permainan politik Barito Timur, dengan langkah-langkah tak terduganya. (BME-1)