BERITA62.COM, Barito Timur – Pukul 14.18 WIB, Jumat, 16 Agustus 2024, dengan tiga unit mobil rombongan Pengadilan Negeri Tamiang Layang tiba di Panti Asuhan Kasih Ibu Jaar. Mereka hadir bukan untuk menjalankan tugas biasa, melainkan membawa misi mulia—menyalurkan bantuan dalam rangka memperingati HUT ke-79 Mahkamah Agung melalui program Mahkamah Agung Peduli.
Dipimpin langsung oleh Ketua Pengadilan Negeri Tamiang Layang, Moch Isa Nazarudin, dan didampingi wakil ketua, para hakim serta sejumlah staf, rombongan ini menyerahkan berbagai bantuan, mulai dari beras, mie instan, susu kreamer, minyak goreng, hingga ikan kaleng, telur, gula pasir hingga uang jajan.
“Bantuan kami ke Panti Asuhan Kasih Ibu ini merupakan bagian dari program Mahkamah Agung Peduli untuk merayakan ulang tahun Mahkamah Agung. Semoga ini bisa sedikit meringankan beban dan bermanfaat bagi anak-anak di sini,” ujar Nazarudin, penuh harap.
Langkah mereka menuju panti asuhan ini tak semata-mata karena jaraknya yang dekat dengan pengadilan, tetapi lebih karena hati yang tergerak untuk berbagi di tempat yang penuh dengan anak-anak yang membutuhkan kasih sayang. Program ini tidak hanya soal pemberian materi, tetapi juga wujud nyata bahwa ada banyak tangan yang ingin merangkul dan memastikan anak-anak ini memiliki masa depan yang lebih baik.
Helyani, pengasuh Panti Asuhan Kasih Ibu, menyambut kedatangan mereka dengan senyum hangat. Di balik senyuman wanita berusia 76 tahun itu, tergambar rasa syukur yang mendalam.
“Terima kasih banyak atas perhatian dan bantuannya. Kami tidak bisa membalas apa yang bapak ibu berikan kepada kami, tetapi kami selalu mendoakan agar Mahkamah Agung dan Pengadilan Negeri Tamiang Layang selalu diberkahi dalam menjalankan tugasnya untuk menegakkan hukum,” ucapnya.
Harapan Helyani tak berhenti pada rasa syukur semata. Ia berharap, dengan dukungan yang terus mengalir dari berbagai pihak, anak-anak asuhnya bisa menjalani masa depan yang cerah, jauh dari hal-hal negatif yang sering kali mengintai mereka.
“Saya berharap anak-anak ini dapat mempergunakan masa-masa sekolah dengan baik untuk mengejar cita-cita mereka,” lanjutnya. Ia tahu betul bahwa pendidikan adalah jalan utama untuk keluar dari lingkaran kemiskinan dan keterbatasan yang kerap kali membelenggu mereka.
Panti Asuhan Kasih Ibu menjadi saksi bahwa kepedulian masih hidup di tengah-tengah kita. Di balik langkah-langkah sederhana menuju panti asuhan, ada kepedulian yang mampu mengubah kehidupan. Panti asuhan ini mungkin hanyalah sebuah bangunan sederhana di Desa Jaar, tetapi bagi anak-anak yang tinggal di sana, tempat ini adalah rumah yang penuh dengan mimpi dan harapan.
Program Mahkamah Agung Peduli yang dijalankan oleh Pengadilan Negeri Tamiang Layang adalah bukti nyata bahwa di balik kekuatan hukum, ada hati yang peduli. Semoga, seperti doa Nazarudin, program ini terus berlanjut, membawa lebih banyak harapan dan kebahagiaan bagi mereka yang membutuhkan. Karena pada akhirnya, di setiap sudut negeri ini, selalu ada ruang untuk berbagi dan merajut masa depan yang lebih baik bersama-sama. (BME-1)