BERITA62.COM, Barito Timur – Memasuki musim kemarau di Kabupaten Barito Timur, kekhawatiran tentang ancaman kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla semakin terasa nyata. Ahmad Gazali, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Kabupaten Barito Timur, dengan penuh perhatian mengingatkan warganya agar waspada.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat Barito Timur kiranya selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya Karhutla. Berdasarkan prediksi dari BMKG, puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus,” ucapnya.
Perhatian ini bukan tanpa alasan. Memasuki Agustus, Barito Timur mulai merasakan efek nyata dari kemarau. Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), daerah ini akan mengalami musim kemarau selama 2 hingga 3 bulan, dengan puncaknya di bulan Agustus.
Apa yang membuatnya berbeda tahun ini adalah musim kemarau yang datang sedikit terlambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, keterlambatan ini tidak mengurangi kekuatan dampaknya.
Eko Bambang Minarto, Kepala Stasiun Meteorologi Sanggu, telah memperingatkan bahwa Barito Timur harus bersiap-siap menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim kemarau ini. Risiko yang paling menonjol adalah Karhutla serta kekeringan yang berpotensi mengganggu kehidupan masyarakat.
Upacara peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia yang akan digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN) menambah urgensi situasi ini. Gazali menegaskan bahwa BPBD Damkar telah mendapat instruksi langsung dari pemerintah provinsi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan tidak ada kabut asap yang mengganggu momen bersejarah tersebut.
Di tengah segala persiapan, imbauan Gazali tidak hanya sekedar kata-kata. Ia mengajak masyarakat untuk tidak meremehkan potensi bahaya.
“Jangan membuang puntung rokok sembarangan atau benda-benda yang mudah terbakar,” katanya. (*)