BERITA62.COM, Barito Timur – Di tengah riuhnya modernisasi, masyarakat Dayak Maanyan di Kabupaten Barito Timur tetap setia merawat tradisi leluhur mereka. Desa Pulau Patai, yang telah ditetapkan sebagai desa wisata, kembali menggelar Festival Nariuk – sebuah perayaan budaya menangkap ikan secara tradisional yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Dayak Maanyan.
Tahun ini, festival yang memasuki gelaran keempatnya akan kembali diadakan di Lubuk Ulu Padang pada tanggal 18 Agustus 2024, mulai pukul 09.00 WIB.
Herawani, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Barito Timur, menyampaikan bahwa Festival Nariuk bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan upaya untuk melestarikan warisan budaya yang sangat berharga.
“Festival ini menjadi agenda rutin yang diselenggarakan setiap tahun agar dikenal secara luas bahwa desa wisata Pulau Patai memiliki warisan budaya Nariuk,” ujarnya, Selasa, 30 Juli 2024.
Festival Nariuk tahun ini hadir dengan nuansa berbeda yang semakin menarik minat wisatawan. Untuk pertama kalinya, lomba menangkap ikan dibagi dalam dua kategori: eksekutif dan umum. Kategori eksekutif akan diikuti oleh pejabat Forkompimda, Sekda, kepala perangkat daerah, hingga camat, sedangkan kategori umum terbuka untuk masyarakat luas, termasuk peserta dari luar Barito Timur.
Biaya pendaftaran untuk kategori eksekutif adalah Rp50.000, sementara kategori umum Rp25.000. Dengan biaya tersebut, peserta tidak hanya dapat mengikuti lomba, tetapi juga mendapatkan fasilitas makan siang.
Panitia yang terdiri dari Disbudparpora, Pemdes Pulau Patai dan Karang Taruna, telah menyiapkan hadiah total puluhan juta rupiah serta berbagai doorprize menarik dari sponsor.
Nariuk, atau menangkap ikan dengan alat berbentuk tombak khusus yang dinamakan Tariuk, dilakukan saat musim kemarau ketika air sungai mulai surut. Para pemburu ikan beramai-ramai masuk ke lubuk atau bagian sungai yang dalam, menusuk-nusukkan Tariuk mereka ke dasar sungai.
Ketika Tariuk mengenai ikan, ujungnya akan bergetar dan mengeluarkan bunyi khas. Pemilik Tariuk kemudian menyelam untuk mengambil ikan yang tertancap.
Di balik suasana kompetitif dan semarak festival, ada makna mendalam yang terpancar dari tradisi ini. Nariuk adalah simbol kebersamaan dan kerja keras masyarakat Dayak Maanyan, sebuah praktik yang mengajarkan tentang ketekunan dan kearifan lokal dalam mengelola alam. Melalui festival ini, generasi muda diajak untuk mengenal dan mencintai warisan leluhur mereka, sekaligus mempromosikan kekayaan budaya Dayak Maanyan kepada dunia.
Ketika Anda mengunjungi Festival Nariuk, Anda tidak hanya menyaksikan lomba menangkap ikan, tetapi juga merasakan atmosfir kebersamaan dan kebanggaan masyarakat Dayak Maanyan dalam menjaga tradisi mereka.
Lubuk Ulu Padang di Desa Pulau Patai akan berubah menjadi arena penuh semangat, di mana getar Tariuk yang mengenai ikan berpadu dengan sorak sorai para penonton. Festival ini bukan hanya tentang menangkap ikan, tetapi juga menangkap esensi dari sebuah budaya yang hidup dan berkembang bersama alam.
Jadi, tandai kalender Anda dan jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan Festival Nariuk 4 di Desa Pulau Patai. Mari kita bersama-sama merayakan warisan budaya yang kaya dan mempesona ini, serta mendukung upaya pelestarian tradisi yang menjadi identitas masyarakat Dayak Maanyan di Kabupaten Barito Timur. (AW)