BERITA62.COM, Barito Timur – Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM atau DisdagkopUKM Kabupaten Barito Timur memperingati Hari Koperasi ke-77 secara sederhana dengan upacara di halaman Kantor DisdagkopUKM, Tamiang Layang, Selasa, 16 Juli 2024.
Upacara itu juga diikuti oleh pengurus, pengawas, manajer dan karyawan koperasi se-Barito Timur.
Kepala DisdagkopUKM Barito Timur, Berson, menyampaikan bahwa peringatan Hari Koperasi ke-77 mengusung tema Koperasi Sebagai Ekosistem untuk Konsolidasi, Akselerasi dan Eskalasi Ekonomi Mikro dan Kecil.
“Tema ini sengaja diambil untuk meneguhkan peran strategis koperasi dalam mengantarkan Indonesia Emas 2045,” katanya membacakan sambutan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
Dia menjelaskan, beberapa tahun terakhir, bangsa-bangsa di dunia tengah menghadapi himpitan krisis yang tidak mudah. Mulai dari krisis ekonomi, krisis pangan, krisis energi, krisis iklim dan bahkan krisis geopolitik yang puncaknya menambah dalam segala ketidakpastian sendi kehidupan.
Tantangan serupa juga terasa dampaknya di Tanah Air, seperti gejolak harga pangan dan ketidakpastian masa panen.
Ketidakpastian hanya mungkin dijawab dengan prinsip kehati-hatian, dengan diagnosa yang benar, dengan formula yang tepat, dengan aksi yang cepat dan yang paling mendasar adalah dengan kebersamaan yang kuat.
Pembelajaran inilah yang didapati masyarakat Barito Timur saat melewati krisis pandemi covid-19 atau bahkan krisis-krisis lain yang telah dilewati sebelumnya.
“Pada peringatan 77 tahun Hari Koperasi kali ini, menjadi penting untuk merefleksikan bagaimana agar peran koperasi di Tanah Air semakin strategis dalam menjawab tantangan krisis dan ketidakpastian tersebut, khususnya untuk mempercepat ikhtiar kebangsaan keluar dari middle income trap,” kata Berson.
Dia mengungkapkan, saat ini pendapatan per kapita rakyat Indonesia diperkirakan baru sekitar US$ 4.919 (2023).
“Untuk menjadi negara maju di 2045 nanti, pendapatan per kapita ini harus bisa naik setidaknya 5 kali lipat. Pertanyaannya, bagaimana target itu dapat dicapai
dalam situasi krisis dan serba ketidakpastian? Selanjutnya, apakah target itu dapat tercapai dengan struktur ekonomi yang ada saat ini?,” tutur Berson.
Di sinilah peran koperasi menjadi sangat penting guna melengkapi ekosistem usaha rakyat agar dapat tumbuh dari usaha mikro ke usaha kecil, usaha kecil ke usaha menengah, dan terhubung ke dalam rantai pasok industri nasional.
Sebagai contoh, koperasi telah menjadi solusi pembiayaan mikro yang paling banyak di akses oleh
rumah tangga di Indonesia (4,25 persen) setelah bank umum selain Kredit Usaha Rakyat/KUR (4,95 persen). Bahkan di sektor pertanian dan perdesaan, koperasi telah menjadi lembaga keuangan utama dalam pemenuhan pembiayaan usaha.
“Solusi inilah yang terus kita ingin perbesar melalui penguatan Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB) dengan mematok 100 persen dari pembiayaannya untuk koperasi,” tegas Berson.
“Secara operasional, peran koperasi menjadi sangat strategis dalam mengonsolidasikan para pelaku usaha mikro dan kecil agar usahanya menjadi lebih berskala ekonomi, mengakselerasi para pelaku usaha mikro dan kecil dengan inovasi dan teknologi agar menghasilkan produk-produk berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi dan mengeskalasi para pelaku usaha,” lanjutnya. (ASR)