BERITA62.COM, Barito Timur – Pilkada serentak 2024 tidak lama lagi. Momentum penyerahan kekuasaan pemerintahan oleh rakyat dan dari rakyat tersebut masih menjadi tanda tanya, siapa figur yang siap diserahi amanah kekuasaan tersebut?
Masyarakat Kabupaten Barito Timur membutuhkan pemimpin pengayom yang dapat menciptakan soliditas di tataran birokrat, sehingga mampu menciptakan pemerintahan efektif untuk melakukan pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat setempat.
Hal itu disampaikan oleh pemerhati politik Banua, Kadarisman ketika menyambangi Tamiyang Layang, Barito Timur beberapa waktu lalu.
Menurut alumni Fisipol ULM Banjarmasin dan Fisipol UMPR Palangka Raya tersebut, figur pengayom menjadi kerinduan yang dibutuhkan masyarakat agar penataan pemerintahan dan pembangunan daerah dalam berjalan linier sehingga memiliki efek berganda dalam mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat.
“Saya melihat yang menjadi problem di Bartim seperti itu. Maka publik butuh figur kepemimpinan yang mampu membentuk good governance yang berdampak pada terciptanya kebijakan yang berpihak kepada publik,” ujar Kadarisman.
Alumni HMI Cabang Palangka Raya tersebut kemudian menyampaikan bahwa figur seperti itu tidak ujug-ujug lahir dalam sistem politik praktis, melainkan telah dibentuk oleh experience panjang medan pengabdian, baik di legislator atau eksekutif pemerintahan.
Mengelola negara menurut Kadarisman tidak seperti mengelola organisasi private yang selalu berorientasi keuntungan. Pemerintahan merupakan lembaga negara yang pengelolaannya harus berorientasi pelayanan publik atau rakyat.
“Sehingga syarat menjadi seorang pemimpin pemerintahan haruslah yang berjiwa negarawan, yang mampu melihat dan memprioritaskan kepentingan rakyatnya dibandingkan kepentingan kelompoknya,” jelasnya.
Ketika ditanya tentang peluang pemimpin muda atau pemimpin senior yang cocok di Bartim, Kadarisman mengatakan tidak ada dikotomi muda atau senior.
Hal penting katanya, sosok pemimpimnya apakah memiliki jiwa negarawan dan memiliki pengetahuan dalam kebijakan publik. Membuktikan itu dapat dilihat dari jejak rekam dan kontribusi kebangsaannya pada masa yang lalu.
Dia menilai walaupun pemilih Generasi Z dan millenial mendominasi, tetapi ketika berbicara kepemimpinan kenegaraan, publik lebih percaya figur senior yang paham mengelola tata pemerintahan yang baik, berpeluang terpilih.
Ketika didesak siapa figur yang dimaksud, Kadarisman tidak menyebut satu orang pun. Apakah dari parpol atau birokrat? Kadarisman tetap tidak menyebutkan figur yang ditanyakan.
“Saya rasa masyarakat Bartim yang paling paham siapa figurnya. Mereka paling berhak untuk mencari dan menemukan figur tersebut,” ujarnya
Dikatakan, kesadaran politik masyarakat akan mampu membuat loncatan perkembangan suatu daerah. Karena sejatinya, rakyatlah yang memiliki kekuasaan lalu kepada siapa kekuasaan itu mereka amanahkan,” tutup mantan aktivis UMPR Palangka Raya tersebut. (ASR)