TEKIWE, Sumba Barat Daya – Debiana Kadi (45) harus berjuang sendiri merawat dan menyekolahkan kedua anaknya sejak ditinggal mati suaminya pada tahun 2017 silam.
Dengan segala keterbatasan, warga Kampung Kalebu Djaga Dusun Dimu Dede, Desa Pada Eweta Kecamatan Wewewa Timur Kabupaten Sumba Barat Daya ini berusaha mempertahankan hidup dari hasil kebun yang tidak seberapa.
“Kalau ditanami padi ladang hasilnya hanya 3 karung padi sekali panen, tanamnya juga satu kali dalam satu tahun itu yang kami makan, kalau habis kami hanya makan jagung dan ubi,” ungkap Debiana di saat ditemui di rumahnya, Sabtu, 28 Agustus 2021.
Dengan hasil seperti itu sulit baginya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak bersama anak-anak termasuk untuk membiayai mereka sekolah. Beruntung anak sulungnya Aprita Lende (12) yang duduk di kelas 6 SD mendapatkan beasiswa dari sekolah sehingga agak meringankan beban. Sedangkan putra keduanya Fandi Saputra Lende (8) yang duduk di kelas 2 SD tidak mendapatkan beasiswa.
Selama pandemi covid-19 ini, mereka juga sedikit tertolong dengan bantuan langsung tunai yang dialokasikan dari dana desa atau biasa disebut BLTDD.
Tinggal di gubuk kecil beratap alang-alang yang mulai lapuk membuat anak-anak Debiana tidak bisa menikmati penerangan maupun belajar pada pada malam hari seperti layaknya anak-anak lain seusia mereka. Padahal rumahnya hanya berjarak 300 meter dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro atau PLTMH Lokomboro milik PLN.
“Kami tidak punya uang untuk pasang listrik,” ujarnya lirih.
Sebagai orang tua tunggal yang harus berjuang sendiri demi masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya, Debiana berharap keluarganya bisa diikutkan dalam program bantuan sosial yang digulirkan pemerintah melalui dinas terkait.
“Kami berharap ada perhatian dari Pemerintah Sumba Barat Daya termasuk program bedah rumah supaya anak-anak saya bisa tinggal di rumah yang layak,” pintanya. (**)