BERITA62.COM, Barito Timur – Suhu udara di wilayah Kabupaten Barito Timur dalam beberapa hari terakhir terasa begitu menyengat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, kondisi ini merupakan fenomena alam yang lazim terjadi setiap tahun pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau pancaroba.
Kepala Stasiun Meteorologi Sanggu, Eko Bambang Minarto, mengatakan bahwa meningkatnya suhu udara tersebut disebabkan oleh beberapa faktor utama, di antaranya posisi semu matahari yang sedang berada di sekitar garis khatulistiwa dan minimnya tutupan awan di wilayah Kalimantan Tengah.
“Bulan September hingga November adalah masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada periode ini, pergerakan semu matahari dari utara ke selatan menyebabkan radiasi sinar matahari lebih intens menyentuh permukaan bumi, sehingga suhu terasa jauh lebih panas terutama pada siang hari,” jelas Eko, Kamis, 16 Oktober 2025.
Ia menambahkan, meskipun sebagian wilayah Kalimantan Tengah sudah mulai memasuki musim hujan, namun pembentukan awan hujan masih minim. Hal ini membuat panas matahari langsung menembus tanpa penghalang.
“Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November mendatang, sebelum curah hujan mulai meningkat secara merata,” katanya.
Selain itu, faktor lain yang memperkuat cuaca panas adalah pengaruh monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat ke wilayah Indonesia. Udara kering tersebut menghambat terbentuknya awan dan menyebabkan radiasi matahari lebih kuat mencapai permukaan bumi.
“Akibatnya, wilayah Kalimantan, termasuk Barito Timur, menerima penyinaran matahari lebih intens dibanding biasanya,” tutur Eko.
BMKG pun mengimbau masyarakat agar mewaspadai dampak kesehatan akibat cuaca panas ekstrem ini.
“Hindari paparan langsung sinar matahari terlalu lama, gunakan topi, payung, atau tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan. Banyak minum air putih dan kurangi kegiatan fisik berat, terutama bagi anak-anak dan lansia,” pesannya.
Eko juga mengingatkan masyarakat untuk terus memantau perkembangan prakiraan cuaca melalui kanal resmi BMKG agar dapat mengantisipasi perubahan kondisi cuaca dengan lebih baik.
“Tetap waspada terhadap kemungkinan munculnya penyakit akibat perubahan cuaca seperti batuk, pilek dan infeksi saluran pernapasan. Jaga kesehatan dan tetap bijak dalam beraktivitas di luar rumah,” pesannya. (BME-1)