BERITA62.COM, Barito Timur – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Barito Timur resmi membuka Bank Sampah Unit (BSU) Nyimpun Urai, pada Kamis, 18 September 2025.
Bank Sampah yang berlokasi di kantor DLH Barito Timur ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam membudayakan kebiasaan memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah tangga.
Kepala DLH Barito Timur, Mishael, menjelaskan bahwa BSU Nyimpun Urai tidak hanya menerima sampah sebagai tabungan rupiah, tetapi juga menghadirkan program edukasi bagi masyarakat tentang pengelolaan sampah organik maupun anorganik.
“Dengan adanya Bank Sampah ini, kami ingin memberikan contoh nyata bahwa sampah bisa bernilai ekonomi sekaligus membawa manfaat lingkungan. Moto kami sederhana, ‘Urai pun tau jari duit, lingkungan berseri, sampahpun jadi rejeki’,” kata Mishael.
Kegiatan Bank Sampah ini dilaksanakan rutin setiap hari Kamis, mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. Masyarakat yang menabung sampah akan memperoleh imbalan berupa tabungan rupiah sesuai dengan jenis dan berat sampah yang disetor. Harga sampah bervariasi, seperti plastik, kertas, kardus, dan logam yang masih memiliki nilai jual.
Selain memberikan keuntungan finansial, keberadaan Bank Sampah juga bertujuan menekan jumlah sampah yang tidak terurai, mengurangi sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta mendorong peningkatan daur ulang.
“Kami ingin masyarakat lebih sadar bahwa pengelolaan sampah bukan hanya soal kebersihan, tapi juga kesejahteraan bersama. Dengan memilah dari sumbernya, kita bisa menciptakan lingkungan sehat sekaligus menambah penghasilan,” lanjut Mishael.
Visi dari BSU Nyimpun Urai ini adalah meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya pengelolaan sampah menuju kesejahteraan bersama. Adapun misinya mencakup pengurangan timbulan sampah, daur ulang bahan anorganik, pengolahan sampah organik menjadi kompos, peningkatan partisipasi masyarakat, serta penciptaan lapangan kerja dan tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
DLH Barito Timur berharap, kehadiran BSU Nyimpun Urai bisa menjadi langkah nyata dalam menciptakan lingkungan bersih, hijau dan sehat.
“Kalau kita bersama-sama bergerak, sampah yang selama ini dianggap masalah bisa menjadi peluang rejeki dan sumber manfaat,” tutup Mishael.
BSU Nyimpun Urai menetapkan harga beli sampah yang bervariasi sesuai jenisnya. Untuk botol, harganya antara lain botol bir Rp300 per botol, botol anggur Rp200 per botol, botol sirup atau beling Rp100 per kilogram, botol minyak goreng Rp2.000 per kilogram, botol saos tomat Rp2.000 per kilogram, botol kecap Rp2.000 per kilogram, botol pixal/harvix Rp1.000 per kilogram, botol shampo dan sikat gigi Rp1.000 per kilogram, serta botol sabun cair Rp1.000 per kilogram.
Jenis plastik juga dihargai berbeda, seperti plastik kerasan Rp500 per kilogram, plastik emberan Rp1.000 per kilogram, plastik bening Rp2.000 per kilogram, pet bening Rp2.000 per kilogram, dan pet biru muda Rp2.500 per kilogram. Untuk aqua gelas harganya Rp2.500 per kilogram, gelas mountea dan ale-ale Rp1.500 per kilogram, serta botol mizone Rp2.000 per kilogram.
Barang-barang rumah tangga juga dapat ditabung, seperti karpet Rp1.000 per kilogram, sepatu bot Rp1.000 per kilogram, kulit kabel Rp7.500 per kilogram, mesin cuci bekas Rp1.500 per kilogram, kipas atau besi tipis Rp1.000 per kilogram, serta AC bekas Rp1.500 per buah. Kardus dihargai Rp1.000 per kilogram, kertas duplek Rp500 per kilogram, dan kertas HVS Rp1.000 per kilogram.
Untuk bahan logam dan barang bekas lain, harga yang ditawarkan cukup tinggi. Aluminium kaleng dihargai Rp7.000 per kilogram, kaleng-kalengan Rp700 per kilogram, minyak jelantah Rp1.500 per kilogram, galon, jerigen, atau kaleng oli Rp1.000 per kilogram, ban dalam mobil Rp2.000 per kilogram, aki bekas Rp8.000 per kilogram, kaset CD Rp2.000 per kilogram, PS kaca atau rak kulkas Rp2.500 per kilogram, serta tutup galon Rp3.000 per kilogram.
Sementara itu, beberapa logam bernilai lebih tinggi, seperti kuningan Rp2.500 per kilogram, aluminium panci Rp8.000 per kilogram, dan tembaga dari kulkas bekas mencapai Rp60.000 per kilogram. Harga ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat karena sampah yang tadinya dianggap tidak berguna dapat memberikan nilai ekonomi nyata. (BME-1)