Doa Bersama di Rutan Tamiang Layang, Suara Kepedulian dari Balik Jeruji untuk Indonesia

“Doa ini adalah wujud cinta kami kepada tanah air. Dari balik tembok Rutan, kami ingin menyuarakan bahwa Indonesia adalah rumah kita bersama, dan kita semua menginginkan kebaikan untuk negeri,” ungkap Agung.

Doa bersama sebagai ungkapan kepedulian terhadap keselamatan, persatuan dan kedamaian bangsa Indonesia, Senin, 29 Agustus 2025.

BERITA62.COM, Barito Timur – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, menggelar doa bersama sebagai ungkapan kepedulian terhadap keselamatan, persatuan dan kedamaian bangsa Indonesia, Senin, 29 Agustus 2025.

Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Al-Akbar Rutan ini berlangsung khusyuk, diikuti oleh jajaran petugas pemasyarakatan dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Doa dipimpin oleh ustadz dari Kantor Kementerian Agama Barito Timur yang membimbing jamaah untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT agar Indonesia senantiasa dijauhkan dari perpecahan serta diberkahi kedamaian.

Suasana penuh kekhidmatan terasa ketika seluruh peserta menundukkan kepala, menengadahkan tangan, dan melantunkan doa dengan tulus.

Kehadiran Kasubsi Pelayanan Tahanan Junaidi, bersama Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Wahyu Cahyadi, menegaskan bahwa kegiatan tersebut menjadi momentum kebersamaan seluruh insan pemasyarakatan, baik petugas maupun WBP, dalam mendoakan bangsa.

Kepala Rutan Tamiang Layang, Agung Novarianto, menyampaikan bahwa doa bersama ini merupakan bentuk ikhtiar spiritual yang dilakukan pihaknya di tengah kondisi sosial, politik, dan keamanan nasional yang terus membutuhkan perhatian.

“Doa ini adalah wujud cinta kami kepada tanah air. Dari balik tembok Rutan, kami ingin menyuarakan bahwa Indonesia adalah rumah kita bersama, dan kita semua menginginkan kebaikan untuk negeri,” ungkap Agung.

Ia menambahkan, meski berada dalam keterbatasan, para warga binaan tetap memiliki semangat kebangsaan yang kuat. “Kami ingin membuktikan bahwa kecintaan terhadap Indonesia tidak mengenal batas. Doa dari balik jeruji ini adalah bukti bahwa hati kami tetap terpaut pada tanah air,” tambahnya.

Dengan penuh harapan, lantunan doa yang menggema dari dalam Rutan Tamiang Layang menjadi simbol kontribusi moral insan pemasyarakatan. Tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga pesan kebersamaan bahwa petugas maupun warga binaan memiliki peran menjaga semangat persatuan bangsa menuju masa depan yang damai dan sejahtera. (BME-1)