Umum  

Lomba Lawang Sakepeng FBNJ 2025 Tampilkan Pesona Pencak Silat Tradisional

“Lawang Sakepeng hanya bisa dibawakan oleh perguruan silat tradisional. Unsur seni, filosofi dan gerakan di dalamnya menjadi warisan budaya yang penting untuk diperkenalkan kepada generasi muda,” imbuhnya.

Foto bersama para pemenang lomba Lawang Sakepeng, dengan dewan juri dan pengurus Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PPSI) Kabupaten Barito Timur usai perlombaan dalam Festival Budaya Nansarunai Jajaka 2025, Kamis, 28 Agustus 2025.

BERITA62.COM, Barito Timur – Atraksi Lawang Sakepeng menjadi salah satu cabang lomba yang memikat perhatian penonton dalam gelaran Festival Budaya Nansarunai Jajaka (FBNJ) 2025 di Kabupaten Barito Timur. Lomba yang digelar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Nansarunai, Tamiang Layang, pada Kamis, 28 Agustus 2025 itu menampilkan perpaduan seni bela diri tradisional dengan nuansa sakral adat pernikahan Dayak.

Kompetisi ini dinilai langsung oleh tiga dewan juri, yakni Suhu Ketman sebagai koordinator, bersama Sifu Herdiman dan Tino. Mereka menilai penampilan para peserta dari dua perguruan silat tradisional yang dinaungi oleh Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PPSI) Barito Timur yang diketuai oleh Tuberta Hartano Boesay.

“Lawang Sakepeng ini pada dasarnya merupakan silat pengantin yang biasa ditampilkan dalam tradisi pernikahan suku Dayak, khususnya Dayak Pesisir Barito dan Dayak Kahayan. Tradisi ini tidak ada dalam adat Dayak Maanyan, namun ada benang merah dengan ritual Potong Pantan atau Natas Banyang yang sama-sama digelar dalam rangkaian pernikahan,” jelas Suhu Ketman kepada wartawan.

Pengurus PPSI Barito Timur dan Dewan Juri Lomba Lawang Sakepeng berfoto dengan para atlet silat tradisional.

Ia menambahkan, dipilihnya Lawang Sakepeng sebagai salah satu lomba di FBNJ bukan tanpa alasan.

“Lawang Sakepeng hanya bisa dibawakan oleh perguruan silat tradisional. Unsur seni, filosofi dan gerakan di dalamnya menjadi warisan budaya yang penting untuk diperkenalkan kepada generasi muda,” imbuhnya.

Dalam proses penjurian, terdapat sejumlah aspek penting yang menjadi perhatian, antara lain orisinalitas gerakan pencak silat, kekayaan variasi jurus, ekspresi dan penghayatan, kesesuaian musik pengiring dengan gerakan, hingga ketepatan durasi penampilan. Kostum peserta juga menjadi nilai tambah dalam keseluruhan penampilan.

Adapun hasil lomba, kategori putra dimenangkan oleh pasangan Anugrah Pratama dan Zakharia sebagai juara I, disusul Teven Prajab dan Ferdi Rianto sebagai juara II, serta Farel Saputra dan Imannuel Apriellianto di posisi ketiga. Sementara di kategori putri, juara I diraih pasangan Hermila dan Jesika Putri, juara II Eriniati dan Desi, serta juara III pasangan Siti Patimah dan Rahayuni.

“Melalui lomba ini kita berharap Lawang Sakepeng tidak hanya dipandang sebagai tontonan, tetapi juga menjadi tuntunan dan kebanggaan bersama. Tradisi ini harus terus dilestarikan agar tetap hidup di tengah perubahan zaman,” pungkas Suhu Ketman. (BME-1)