Umum  

Ritual Gawi Gulungan Langit Tutup Rangkaian Adat Buntang Hajat Keluarga Bunan Nataloto

Hari terakhir Buntang Hajat Keluarga Bunan Nataloto di RT 13 Desa Jaar Kabupaten Barito Timur.

BERITA62.COM, Barito Timur – Rangkaian kegiatan adat Buntang Hajat yang digelar keluarga besar Bunan Nataloto di RT 13 Desa Jaar Kabupaten Barito Timur, resmi berakhir, Selasa malam, 15 Juli 2025, melalui ritual puncak bertajuk Gawi Gulungan Langit.

Ritual adat yang sakral ini dipimpin langsung oleh Kadamangan Paju Sapuluh bersama para tokoh adat Dayak Maanyan.

Acara adat Buntang Hajat merupakan warisan budaya turun-temurun masyarakat Dayak Maanyan yang masih lestari hingga kini. Prosesi ini dilaksanakan oleh jajaran tokoh adat, seperti Damang Kepala Adat, Mantir Adat, Pangulu Adat, Mantir Balai, Wadian, hingga Balian, serta didukung oleh masyarakat dan undangan yang hadir dari berbagai kalangan.

Di sela pelaksanaan ritual, Mantir Balai Yendisno menjelaskan bahwa rangkaian malam terakhir dimulai dengan prosesi Ngele Raden, lalu berlanjut ke Ngantara Gandrang Kasinian Hiang, dan dilanjutkan dengan Nadap Tabab Pijayaan, yakni prosesi membawa aneka sayur-mayur hasil ladang, yang disebut satu per satu dalam bahasa adat oleh para mantir dan tokoh yang hadir.

Prosesi kemudian memasuki tahap Entang Sunang, yakni pernyataan terbuka dari pihak keluarga penyelenggara mengenai kekurangan dana acara, diikuti tanggapan dari pihak lain yang membantu secara sukarela. Ritual ini mencerminkan nilai gotong royong dalam masyarakat Dayak.

Selanjutnya, digelar prosesi Ngukan Tuak Nanyu berupa pembukaan tuak tradisional yang dipandu oleh mantir berpengalaman. Acara berlanjut ke Natas Kalangan Nuah Tangai Rampan dan Ninak Gajah, yaitu prosesi simbolik berjalan bolak-balik di atas beras di atas tikar oleh keluarga penyelenggara, sebelum ditutup dengan Ngilang Gantar, tanda bahwa seluruh rangkaian telah usai.

“Terakhir adalah Nguka Hurukan Nanyu, pertanda seluruh kegiatan adat dari hari pertama hingga malam ini selesai. Nanyu diikat dan dibuka oleh orang yang ditunjuk, sebagai simbol penutupan,” terang Yendisno.

Sebagai penutup, digelar pula Wadian Bawo atau Nyangkuda Gawi di mana seorang wadian dengan mantera memulihkan energi para panitia dan peserta yang terlibat selama rangkaian kegiatan berlangsung.

Yendisno menambahkan bahwa selama seluruh rangkaian berlangsung, peserta dan pengunjung dilarang keras melakukan hal-hal yang memicu konflik atau pelanggaran adat. “Puji Tuhan, acara berjalan mulus, aman, dan lancar,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya pelestarian adat istiadat di tengah arus modernisasi. “Generasi muda harus tetap peduli dan punya kepedulian terhadap akar budayanya, meskipun telah berpendidikan tinggi atau menjabat,” ucapnya.

Sementara itu, Bunan Nataloto selaku pelaksana kegiatan menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran pengurus adat Kadamangan Paju Sapuluh, serta keluarga besar, kerabat, dan masyarakat Desa Jaar yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan kegiatan ini.

“Terima kasih atas kerja sama dan dukungan semua pihak, sehingga ritual adat Buntang Hajat ini berjalan aman, tertib, lancar, dan sukses,” pungkas Bunan. (BME-1)