BERITA62.COM, Barito Timur – Suasana semangat dan antusiasme tampak memenuhi halaman SD Negeri 1 Jaweten, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, saat Karang Taruna Pangunraun Desa Jaweten menggelar kegiatan Goes To School bertajuk Sosialisasi Pencegahan Kekerasan dan Perundungan (Bullying) di Lingkungan Sekolah, Senin, 3 November 2025.
Kegiatan yang bekerja sama dengan Pemerintah Desa Jaweten ini dibuka langsung oleh Kepala Desa Jaweten, Marinus, yang menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Karang Taruna dalam berperan aktif mendukung dunia pendidikan di wilayahnya.
“Saya sangat mendukung kegiatan positif seperti ini. Melalui edukasi sejak dini, kita bisa membentuk karakter anak-anak agar lebih peduli, berani, dan menghargai sesama,” ujar Marinus dalam sambutannya.
Ketua Karang Taruna Pangunraun Desa Jaweten, Seno Anugrahno, menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program kerja rutin Karang Taruna dalam membantu pemerintah desa, khususnya di bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda.
“Kami ingin menanamkan kesadaran kepada siswa tentang bahaya perundungan. Sosialisasi ini tidak hanya memberikan pemahaman, tapi juga mengajak mereka untuk saling menghormati dan melindungi teman di lingkungan sekolah,” tutur Seno.
Kegiatan edukatif yang diikuti 124 siswa-siswi SD Negeri 1 Jaweten ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bersama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan bebas dari kekerasan.
“Harapan kami, anak-anak bisa menjadi agen perubahan di sekolahnya. Kalau sejak dini mereka paham makna empati dan keberanian, masa depan mereka akan lebih baik,” pungkas Seno.
Acara berlangsung meriah dengan berbagai kuis interaktif yang membuat siswa aktif berpartisipasi. Dua narasumber dari Karang Taruna Kabupaten Barito Timur, Ariwaratanu dan Seliy Kristiani, tampil atraktif dengan gaya komunikatif yang mudah diterima anak-anak.
“Bullying itu tidak keren, lho! Mari kita ciptakan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua teman-teman,” seru Seliy disambut tepuk tangan riuh para siswa.
Selain menyampaikan dampak negatif bullying, kedua narasumber juga memberikan pemahaman tentang cara menghadapi serta langkah yang bisa dilakukan jika siswa mengalami atau menyaksikan tindakan perundungan.
“Kita harus berani speak up dan membantu teman-teman yang menjadi korban,” tambah Ariwaratanu menegaskan. (BME-1)







