BERITA62.COM, Barito Timur – Rutan Kelas IIB Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur terus menunjukkan komitmennya dalam membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang siap kembali ke masyarakat.
Melalui pelaksanaan Layanan Rehabilitasi Pemasyarakatan Kategori II yang kini memasuki pertemuan ketiga, Rutan memberikan pembinaan intensif mencakup aspek keuangan, pendidikan, dan pekerjaan sebagai bekal hidup setelah bebas.
Kegiatan yang digelar pada Rabu, 8 Oktober 2025 itu, diawali dengan olahraga pagi bersama untuk menjaga kebugaran fisik peserta.
Setelah itu, 20 orang WBP peserta program melanjutkan dengan sesi pembahasan tugas individual yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Suasana berlangsung penuh semangat dan disiplin.
Kasubsi Pelayanan Tahanan sekaligus Program Manager Rehabilitasi, Junaidi, menjadi narasumber dalam pertemuan kali ini dengan membawakan materi bertema Seminar Penghidupan.
Dalam penyampaiannya, ia menegaskan bahwa kemandirian merupakan kunci utama bagi WBP agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik setelah selesai menjalani masa pidana.
“Kami menekankan pentingnya kesiapan dalam tiga hal, keuangan, pendidikan dan pekerjaan. Tiga aspek ini akan menentukan sejauh mana mereka mampu bertahan dan berkembang setelah bebas nanti,” ujar Junaidi.
Ia menambahkan, melalui pembinaan ini diharapkan para WBP tidak hanya sekadar menyesali masa lalu, tetapi juga mampu mempersiapkan masa depan dengan sikap positif dan terencana.
“Kami ingin mereka keluar dari sini bukan hanya bebas secara fisik, tetapi juga siap berdaya dan mandiri,” imbuh Junaidi.
Kegiatan ini turut didampingi oleh JFT Perawat Terampil, yang memastikan seluruh rangkaian rehabilitasi berjalan tertib, aman dan kondusif. Dalam suasana yang interaktif, para WBP diberi kesempatan untuk berdialog, berbagi pengalaman, serta menyampaikan pandangan terkait materi yang dibahas.
Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi dan motivasi bersama. Program rehabilitasi ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Rutan Tamiang Layang untuk menciptakan sistem pembinaan yang lebih humanis dan berdampak nyata.
Melalui pendekatan yang menyentuh aspek mental dan sosial, diharapkan para WBP mampu menjadi pribadi yang lebih baik serta berkontribusi positif di tengah masyarakat setelah bebas nanti. (BME-1)