BERITA62.COM, Barito Timur – Hari terakhir pelaksanaan Festival Budaya Nansarunai Jajaka (FBNJ) 2025 Kabupaten Barito Timur, Sabtu, 30 Agustus 2025, disemarakkan dengan beragam lomba yang sarat nilai tradisi. Mulai dari lomba masakan tradisional, menganyam uwei atau rotan, hingga lomba melukis ornamen khas Dayak Maanyan.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Barito Timur, Herawani, mengatakan lomba masakan tradisional menjadi sarana penting untuk mengenalkan kembali warisan kuliner lokal kepada generasi sekarang.
“Lomba ini mengingatkan kita pada resep-resep tradisional yang biasa dibuat orang tua kita dulu, seperti sambal ramania, rebusan dengan bumbu laos dan daun katuk, serta berbagai olahan dari umbut rotan. Semuanya berbahan alami dan organik, jauh lebih sehat dibandingkan makanan cepat saji di era modern,” ujarnya.
Menurut Herawani, kuliner tradisional tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga identitas budaya yang harus dilestarikan.
“Kue-kue tradisional kita pun berasal dari hasil pertanian lokal. Dengan cara ini kita ingin mengangkat kembali kekayaan kuliner yang diwariskan nenek moyang,” tambahnya.
Lomba masakan tradisional tahun ini diikuti delapan dari sepuluh kecamatan di Barito Timur. Sementara itu, lomba ipuru atau menganyam uwei diadakan untuk mendorong keterampilan kriya khas daerah tetap hidup.
“Sayangnya generasi muda sekarang tidak banyak yang bisa menganyam. Peserta lomba kali ini mayoritas orang tua. Karena itu kami berharap ibu-ibu yang mengikuti lomba dapat mewariskan keterampilan menganyam ini kepada anak cucu mereka agar tidak punah, apalagi anyaman Dayak Maanyan memiliki motif yang khas dan sarat makna,” tutur Herawani.
Di sisi lain, lomba melukis ornamen turut menjadi daya tarik tersendiri. Tradisi melukis ornamen telah lama melekat dalam kehidupan masyarakat Dayak, terlihat dari hiasan pada rumah-rumah adat maupun balai Kaharingan.
“Melalui lomba ini, kami berupaya melestarikan seni lukis ornamen khas daerah. Syukurlah, pesertanya masih muda-muda sehingga ada harapan besar tradisi ini tetap berlanjut. Mereka bisa mengaplikasikan imajinasi dan memadukan warna dalam karya seni yang indah,” jelas Herawani.
Dengan semaraknya berbagai lomba pada hari terakhir FBNJ 2025, Pemkab Barito Timur berharap festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga momentum penting untuk menjaga dan menghidupkan kembali tradisi budaya yang hampir terlupakan. (BME-1)







