Pemdes Matabu Adakan Pelatihan Pembuatan Keripik Pisang untuk Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Peserta pelatihan pembuatan keripik dengan penuh keceriaan memamerkan keripik pisang hasil karya mereka dalam pelatihan yang digelar Pemdes Matabu, Selasa, 15 Juli 2025.

BERITA62.COM, Barito Timur – Pemerintah Desa Matabu, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, menggelar pelatihan pembuatan keripik pisang yang diikuti oleh 45 ibu rumah tangga dari desa setempat, Selasa, 15 Juli 2025.

Kegiatan ini menjadi salah satu upaya nyata pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pendapatan keluarga melalui keterampilan olahan pangan lokal.

Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Agustinus Bole Malo dan Tanti Permana Cahyani, yang dikenal sebagai pelaku usaha keripik pisang dengan merek dagang Dapur Bu Tanti. Selain peserta, kegiatan juga dihadiri oleh Ketua dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Matabu, perangkat desa, serta pendamping desa.

Kepala Desa Matabu, Juni Setiawan, dalam sambutannya sebelum pelatihan dimulai menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang tergabung dalam PKK atas antusiasme dan semangat mereka mengikuti pelatihan.

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi pemerintah desa dalam membekali warga, khususnya kaum ibu, dengan keterampilan praktis yang dapat mendukung ekonomi keluarga.

“Pelatihan ini kami pilih karena bahan baku pisang tersedia dengan mudah. Pemerintah desa memiliki kebun pisang yang bisa dimanfaatkan untuk keberlanjutan produksi,” jelas Juni.

Ia menambahkan, pelatihan ini tidak berhenti pada kegiatan teoritis dan praktik semata, namun diharapkan dapat ditindaklanjuti menjadi usaha produktif yang berkelanjutan. Pemerintah desa bersama Tim Penggerak PKK akan mendampingi peserta yang ingin menekuni usaha keripik pisang.

“Kami akan siapkan jalur pemasaran melalui BUMDes. Targetnya, tahun ini unit kios BUMDes sudah aktif, sehingga hasil produksi ibu-ibu bisa langsung dibeli dan dipasarkan,” ucapnya optimistis.

Melalui model pemberdayaan ini, Juni berharap para pelaku usaha keripik pisang tidak lagi terbebani masalah permodalan dan ketersediaan bahan baku.

“Kuncinya adalah kemauan untuk belajar dan bersungguh-sungguh. Karena itu saya minta peserta mengikuti pelatihan ini dengan serius hingga tahap praktik,” tandasnya.

Sementara itu, Agustinus Bole Malo dalam sesi penyampaian materi menjelaskan sejumlah hal penting terkait usaha keripik pisang, mulai dari perbedaan antara keripik dan kerupuk, jenis bahan yang cocok untuk keripik, teknik menghasilkan keripik yang renyah dan lezat, hingga aspek pengemasan, legalitas usaha, dan strategi pemasaran.

Pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi ibu-ibu Desa Matabu, sekaligus mendorong tumbuhnya industri rumahan berbasis potensi lokal yang berdaya saing. (BME-1)