BERITA62.COM, Barito Timur – Di balik hiruk-pikuk dunia jurnalistik yang penuh dinamika, para wartawan di Kabupaten Barito Timur justru memilih menjalin kebersamaan yang hangat dan tanpa sekat. Hal itu tercermin dalam sebuah pertemuan sederhana namun sarat makna di warung es kelapa muda Tamiang Layang, Rabu, 21 Mei 2025.
Tak ada agenda resmi, tak pula dibatasi oleh atribut organisasi. Yang ada hanya gelak tawa dan obrolan santai antar sesama pekerja pers dari berbagai latar belakang, duduk bersama dalam semangat yang sama, menepis sekat, merajut kekuatan dalam kebersamaan.
Bagi M Jaya, pemimpin perusahaan pers sekaligus anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Barito Timur, keakraban ini merupakan wujud nyata dari semangat kolektif insan pers yang tak terkotakkan oleh organisasi.
“Yang kita butuhkan adalah pertemanan dan silaturahmi sesama insan pers,” ujar pria berjuluk Fir’aun Banjar ini bersahabat.
“Karena biar bagaimanapun, kita ini satu profesi. Jangan sampai ada kerenggangan antara kita,” tegasnya.
Menurut Jaya, perbedaan organisasi seharusnya tidak menjadi penghalang untuk bersatu. Justru dari keberagaman itu bisa tumbuh kekuatan baru dalam dunia pers daerah yang lebih solid dan saling mendukung.
“Pertemuan ini adalah contoh yang baik. Kita berbeda organisasi, tapi bisa duduk bersama dan saling memahami. Ini yang harus terus kita rawat,” ujarnya penuh semangat.
Hal senada disampaikan Boy Tanriomato, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Wartawan Online (PD-IWO) Kabupaten Barito Timur. Ia menegaskan bahwa keharmonisan antarwartawan jauh lebih penting daripada formalitas organisasi.
“Kita tidak perlu romantis, tapi kita harus harmonis. Sebagai pekerja pers, kita tidak hanya butuh informasi, tapi juga butuh teman seperjalanan. Teman untuk saling menguatkan dan saling mendukung dalam tugas-tugas kita,” kata Boy sambil tersenyum.
Menurutnya, diskusi ringan yang terjalin dalam pertemuan itu mampu mempererat simpul-simpul persaudaraan yang mungkin selama ini mengendur oleh sekat kelembagaan.
“Walaupun kami berasal dari organisasi berbeda, tapi kami tetap berprinsip bahwa mereka semua adalah teman baik. Tidak ada sekat antara IWO, PWI ataupun organisasi lainnya,” tutupnya.
Tak ada deklarasi, tak ada piagam kesepakatan. Tapi dari cara mereka bersalaman dan saling mengangguk saat berpisah, tersimpan sebuah pesan kuat, insan pers Barito Timur telah menepis sekat organisasi, dan memilih berjalan bersama dalam harmoni. Sebuah langkah kecil yang mungkin akan menginspirasi banyak komunitas pers di tempat lain. (BME-1)