BERITA62.COM, Jakarta – Pemerintah akan membangun sedikitnya 100 sekolah rakyat berasrama di berbagai wilayah Indonesia, dengan sasaran utama anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah. Hal ini diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 5 Mei 2025.
Presiden menyatakan bahwa program ini akan menyasar kelompok ekonomi terbawah, khususnya masyarakat pada desil satu dan dua, guna memastikan pemerataan akses pendidikan di seluruh pelosok Tanah Air.
“Baru datang dari Jawa Tengah, Menteri Sosial melaporkan rencana pembukaan minimal 100 sekolah berasrama bagi rakyat kita yang berada dalam kelompok ekonomi paling rendah,” ujarnya.
Prabowo mengapresiasi kerja cepat para menteri terkait, terutama Menteri Sosial dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, yang telah menyiapkan peluncuran program tersebut mulai Juli mendatang.
“Yang penting kita mulai dulu. Tapi mereka (para menteri) yakin bisa segera menunjukkan hasil terbaik. Silakan. Saya yakin dampaknya akan sangat dirasakan oleh masyarakat yang paling bawah,” katanya.
Dukungan pemerintah daerah terhadap program ini juga dinilai sangat positif. Presiden menyebut lebih dari 200 bupati dan wali kota telah menyiapkan lahan untuk mendukung pembangunan sekolah rakyat.
“Kalau pemda siapkan lahan, kita bangun. Dan kita sudah siapkan anggaran dari APBN. Ternyata sambutannya luar biasa. Lebih dari 200 pemda sudah siapkan lahan sekitar 5 sampai 8 hektare,” ungkap Presiden.
Sekolah rakyat berasrama ini dirancang untuk menyediakan jenjang pendidikan dasar hingga menengah, yakni SD, SMP, dan SMA dalam satu kompleks. Presiden menilai, alokasi lahan seluas 5 hingga 8 hektare akan cukup ideal untuk membangun fasilitas pendidikan terpadu.
“Sekolah dengan lahan seluas itu sangat jarang kita miliki. Tapi sekarang mulai terwujud. Ini kesempatan,” lanjutnya.
Kepala Negara juga menegaskan bahwa titik-titik pembangunan sekolah akan difokuskan pada daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi, dan saat ini perencanaan sudah berada dalam tahap akhir.
“Persiapannya sudah cukup matang. Dalam dua sampai tiga minggu ke depan, desain dan anggaran akan dimatangkan. Biaya pembangunan dirancang hemat, tapi hasilnya bagus,” jelasnya.
Program sekolah rakyat berasrama ini diharapkan menjadi pendorong mobilitas sosial dan menjawab kesenjangan pendidikan nasional, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang selama ini sulit mengakses layanan pendidikan berkualitas. (BME-3)