Ketua Karang Taruna Pulau Patai Sukses Ubah Lahan Tidur jadi Kebun Nanas Madu

Ketua Karang Taruna Desa Pulau Patai, Ero Saputra, di tengah tanaman nanas madu yang akan segera panen perdana beberapa bulan ke depan.

BERITA62.COM, Barito Timur – Di tengah lahan seluas 1 hektare di RT 02, Desa Pulau Patai, Kabupaten Barito Timur, ribuan pohon nanas madu tumbuh subur. Tanaman-tanaman itu bukan sekadar penghias lahan, melainkan simbol harapan dan kerja keras seorang pemuda bernama Ero Saputra.

Sejak April 2024, Ero, yang juga menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Desa Pulau Patai, memutuskan untuk mengubah lahan kosong miliknya menjadi kebun nanas madu yang menjanjikan.

“Saya mulai dengan 2.000 bibit nanas madu. Bibitnya saya beli dari Parigi dan Kalahien, Kabupaten Barito Selatan, dengan harga Rp2.000 per bibit,” cerita Ero saat ditemui di kebunnya pada Sabtu, 1 Februari 2025.

Tanaman nanas tersebut kini telah berusia sembilan bulan dan mulai berbuah, membawa angin segar bagi masa depan pertanian di desanya.

Inspirasi menanam nanas madu datang ketika Ero melihat keberhasilan petani di Barito Selatan. Ia tertarik dengan potensi buah yang dikenal sebagai buah para bangsawan Eropa pada abad ke-17 itu.

“Nanas madu punya keunggulan karena rasanya tetap manis meski belum matang sempurna. Ini membuatnya banyak diminati,” ujarnya dengan semangat.

Tak hanya berhenti di 2.000 pohon, Ero berencana memperluas kebunnya hingga mencapai 10.000 pohon. Ia tak perlu lagi membeli bibit karena akan memanfaatkan anakan dari tanaman yang sudah ada.

“Saya hanya perlu mengambil anakan nanas yang sudah tumbuh untuk mengisi lahan yang masih kosong. Ini lebih hemat dan efisien,” jelasnya sambil tersenyum.

Meski begitu, tantangan tak selalu mudah dihadapi. Ero mengakui bahwa ia belum memiliki pasar yang jelas untuk menjual hasil panennya. Namun, hal itu tak menyurutkan semangatnya.

“Kami masih mencoba. Saat panen nanti, baru akan dicari cara pemasarannya. Bagi yang berminat, bisa menghubungi saya atau datang langsung ke kebun mulai April mendatang,” ujarnya penuh optimisme.

Ero menargetkan harga jual nanas madu sebesar Rp10.000 per buah dengan berat mencapai 1 kilogram. Untuk ukuran lebih kecil, ia menawarkan harga Rp20.000 per tiga buah.

“Hasil panennya cukup memuaskan. Tanah di sini subur, jadi belum perlu pemupukan,” katanya dengan bangga.

Namun, bagi Ero, ini bukan sekadar tentang keuntungan ekonomi. Ia ingin kisahnya menginspirasi pemuda lain di desanya untuk memanfaatkan potensi lokal.

“Saya berharap apa yang saya lakukan bisa menjadi contoh bagi pemuda lain. Jangan takut mencoba hal baru, apalagi di sektor pertanian yang punya potensi besar,” pesannya.

Ia juga berharap mendapat dukungan dari pemerintah, baik dalam bentuk pupuk bersubsidi, peralatan pertanian, teknologi pengolahan, maupun bantuan pemasaran.

“Dukungan dari pemerintah sangat penting untuk mengembangkan usaha ini lebih besar lagi,” ujarnya.

Ketua Karang Taruna Kabupaten Barito Timur, Ariwaratanu, mengapresiasi langkah Ero. Menurutnya, inisiatif ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan di tingkat desa, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi pemuda setempat.

“Ini contoh nyata bagaimana pemuda, terutama anggota Karang Taruna, bisa berkontribusi dalam pembangunan desa melalui inovasi di sektor pertanian. Semoga ini bisa menginspirasi Karang Taruna di desa lain,” ujar Ariwaratanu.

Kisah Ero Saputra adalah bukti bahwa semangat dan kerja keras bisa mengubah lahan kosong menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan. Ia tak hanya menanam nanas madu, tetapi juga menanam harapan bagi masa depan desanya. (BME-1)