BERITA62.COM, Barito Timur – Mulai pukul 18.15 WIB, 21 Desember 2024, Nuansa Cafe di Tamiang Layang terasa berbeda. Langit yang mulai redup dan cuaca mendung tak menyurutkan antusiasme para pelaku seni yang datang dari berbagai penjuru Kabupaten Barito Timur. Mereka berkumpul dalam sebuah acara bertajuk Tempe Semur (Temu Pelaku Seni Barito Timur) Part 2, yang digelar Jangkrock Production.
Acara yang kini menjadi agenda tahunan itu menawarkan sesuatu yang bukan saja mempertemukan para seniman, tetapi juga menyatukan mereka dalam harmoni seni yang penuh makna.
Ketua panitia Tempe Semur Part 2, Eko Budi, dengan senyum sumringah menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah konkret untuk menjaga seni di Barito Timur tetap lestari dan berkembang.
“Kami ingin seni di Barito Timur menjadi pengikat di tengah segala perbedaan. Dalam seni, perbedaan suku, agama atau warna kulit menjadi tidak relevan. Seni itu menyatukan,” ujarnya.
Kata-kata Eko terasa nyata ketika acara dimulai. Musik mulai mengalun, mencairkan batas-batas yang mungkin sebelumnya ada.
Para seniman lokal, seperti grup band dari Barito Timur dan Kalimantan Selatan, hingga musisi seperti Oce, Barnusa Bagel dan Lurikto, tampil memukau. Sanggar tari Komandan juga menunjukkan kebolehannya, menampilkan gerakan yang memikat hati saat acara tersebut akan dimulai.
Asisten I Sekda Barito Timur, Ari Panan P Lelu, yang hadir membuka kegiatan itu, menyampaikan pandangannya yang dalam tentang seni. Baginya, seni adalah wadah pembinaan, terutama bagi generasi muda, agar terhindar dari perilaku negatif.
“Jiwa seni membuat kita bahagia, memberikan ketenangan, dan memandu kita untuk berpikir positif,” ungkapnya.
Ia berharap, acara seperti ini dapat melahirkan seniman profesional yang tak hanya dikenal di Barito Timur, tetapi juga hingga tingkat nasional dan internasional.
Tempe Semur, selain menjadi ajang apresiasi seni, juga menjadi ruang untuk saling berterima kasih.
Dalam laporannya, Eko menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para musisi, seniman, donatur, dan semua pihak yang mendukung terselenggaranya Tempe Semur Part 2.
“Kami tidak bisa berdiri sendiri. Keberhasilan acara ini adalah hasil dari kerja sama semua pihak,” ucapnya dengan penuh penghargaan.
Malam itu, Nuansa Cafe terus dipenuhi gelak tawa, tepuk tangan dan semangat para pelaku seni. Tempe Semur Part 2 tak hanya menjadi wadah seni, tetapi juga bukti nyata bahwa seni adalah bahasa universal yang mampu menyatukan segala perbedaan.
Barito Timur kini punya panggung yang tak hanya menghidupkan seni, tetapi juga menghidupkan kebersamaan. Di tengah harmoni itu, seni berkembang, dan begitu pula semangat untuk terus melangkah lebih jauh. (BME-1)