BERITA62.COM, Dumai – Dalam peringatan Hari Lahir Pancasila pada tahun 2024 ini, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama para menteri menampilkan kebhinekaan budaya Indonesia melalui busana tradisional dari berbagai daerah. Acara ini diadakan di Lapangan Garuda PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Kota Dumai, Provinsi Riau, Sabtu, 1 Juni 2024.
Jokowi tampil dalam Baju Melayu Teluk Belango, lengkap dengan aksesori tradisional yang menunjukkan kebesaran dan kearifan lokal. Busana ini tidak hanya menonjolkan estetika tetapi juga sarat dengan simbolisme mendalam seperti ketabahan dan integritas, mencerminkan nilai-nilai yang ditanamkan oleh Pancasila.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, memilih untuk mengenakan kebaya kontemporer yang menegaskan bahwa kebaya dapat dipakai dalam segala situasi tanpa mengurangi keanggunan. “Ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya Jakarta, teta dari Sabang sampai Merauke, di mana setiap daerah memiliki keunikan yang memperkuat identitas nasional kita,” ungkap Retno.
Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Agus Harimurti Yudhoyono, memilih pakaian adat Melayu Riau berwarna biru dengan motif warna emas. Ia menekankan bahwa Pancasila bukan hanya dasar negara tapi juga falsafah hidup yang akan menuntun Indonesia mencapai tujuan kemerdekaan.
“Tentunya semangat hari ini bagaimana kita menghadirkan keberagaman Nusantara tetapi dalam satu kesatuan yang kokoh. Inilah yang selalu menjadi kekuatan bangsa Indonesia,” ungkap menteri yang akrab disapa AHY tersebut.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, yang mengenakan baju adat Kalimantan, mengingatkan bahwa sederhana dalam tampilan namun kaya makna.
“Semoga Pancasila tetap selalu di hati untuk menjadi pegangan pelaksanaan tugas-tugas kita ke depan,” ujar Menteri Basuki.
Perayaan ini bukan hanya tentang memperingati Hari Lahir Pancasila, tetapi juga tentang memperlihatkan dan merayakan keberagaman budaya yang menjadi fondasi kokohnya Indonesia. Kehadiran berbagai pakaian adat ini menjadi simbol nyata dari pesan persatuan yang dianjurkan oleh Pancasila, yang terus relevan sepanjang masa. (BPMI SETPRES/AIT)