BERITA62.COM, Barito Timur – Desy A Priati, guru SDN 1 Jaar Kabupaten Barito Timur tampil bersama Kohei Nakashima guru setingkat SMA dari Negara Jepang sebagai pembicara dalam webinar internasional bertema “Best Practice Story: Teachers in Action”, Minggu, 14 Mei 2023.
Webinar yang diadakan oleh Komunitas Guru Bahasa Inggris Internasional atau
International English Language Teachers Association (IELTA) itu bertujuan untuk membagikan pengalaman guru-guru dengan latar belakang yang berbeda mengajar Bahasa Inggris di sekolahnya masing-masing.
Webinar ini berlangsung selama 1 jam 30 menit, dengan masing-masing pembicara diberi durasi waktu 30 menit untuk menyampaikan pengalamannya.
Kohei sendiri mengisahkan bagaimana dirinya dapat mentransformasikan sebuah perangkat lunak sederhana menjadi alat bercerita interaktif menggunakan Power Point.
Ia juga membagikan fitur-fitur yang bisa digunakan serta cara bercerita dengan interaktif hanya menggunakan Power Point untuk mengajarkan story telling dalam Bahasa Inggris.
Dengan pemakaian Power Point ala Kohei, para murid dapat melatih kreativitas mereka dalam menganalisis masalah dan mengembangkan solusi melalui cerita.
Pada gilirannya Desy menjelaskan cara mengajar Bahasa Inggris secara interaktif dengan akses teknologi yang terbatas menggunakan boneka-boneka buatan tangan miliknya seperti boneka gigi, beruang, sikat gigi dan lain-lain.
Ia menggunakan boneka-boneka tersebut untuk memotivasi anak
didiknya agar lebih giat belajar.
Webinar tersebut dihadiri oleh kurang lebih 60 peserta yang terdiri dari guru-guru Bahasa Inggris mancanegara.
Dalam webinar ini, mereka berinteraksi dengan pembicara dan menyampaikan ide-ide praktis dalam mengajarkan Bahasa Inggris.
Mendapatkan respon positif dari peserta webinar, IELTA berjanji untuk mengadakan webinar lain dengan tema yang menarik dan berbagai pembicara yang kreatif untuk membantu para guru Bahasa Inggris dalam mengajarkan Bahasa Inggris.
“Sebagai guru, kita harus
terus berusaha untuk meningkatkan kreatifitas dalam membuat metode dan materi pengajaran. Kita harus beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dan preferensi pembelajar dan masyarakat,” ujar Ambassador IELTA Indonesia, Fajarudin Akbar.
“Kita harus bisa memanfaatkan dengan baik sumber daya pengajaran yang kita punya. Kreativitas bukanlah sekedar bakat, melainkan keterampilan yang bisa dan harus terus kita kembangkan,” imbuhnya. (ASR)