BERITA62.COM, Jakarta – PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menceritakan konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang mempengaruhi harga pupuk NPK di pasar global. SVP Corporate Secretary Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, harga pupuk campuran unsur nitrogen, fosfor dan kalium tersebut bahkan naik hingga empat kali lipat dari kondisi normal.
“Selama perang kemarin sepertiga kebutuhan dunia hilang, jadi otomatis harganya gila-gilaan. Normalnya di angka USD 300-400 per ton. Kemarin sudah bisa sampai USD 1.200 per ton, naik 3-4 kali lipat,” jelasnya dalam sesi jumpa media di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 13 Maret 2023.
Kondisi itu turut mempengaruhi harga pupuk NPK di Tanah Air, terlebih kebutuhan unsur fosfor dan kalium Indonesia masih bertopang pada impor.
“Kami Pupuk Indonesia punya kemampuan produksi nitrogen. Fosfor dan kalium adalah barang tambang jadi tidak bisa kita produksi sendiri. Di Indonesia deposito fosfor kalium sangat kecil, tak mungkin bisa penuhi kebutuhan nasional,” terangnya.
Wijaya mengutarakan, pasokan fosfor paling banyak merupakan hasil importasi dari Timur Tengah dan China. Sementara untuk kalium, sekitar 30 persen kebutuhan dunia berasal dari Rusia dan Belarusia.
Untungnya, Pupuk Indonesia telah menjalin kesepakatan dengan Rusia dan sejumlah negara tambahan lain. Sehingga, Wijaya menjamin stok bahan baku pupuk NPK bisa aman sampai akhir tahun.
“Khusus Pupuk Indonesia Grup, kemarin Kita sudah ada deal dengan perusahaan Rusia, dan Kita cari sumber kalium/potasium lain. Kita sudah dapat jaminan suplai dari negara lain, seperti Kanada, Mesir dan Laos. Kita bisa pastikan kebutuhan bahan baku sampai akhir tahun ini aman. Bisa dibilang relatif aman, sudah tidak terpengaruh perang ini. Tapi tadi, harganya pasti tinggi,” pungkas dia. (Maulandy Rizky Bayu Kencana/merdeka.com)