Infeksi Jamur Mematikan Mulai Menyebar di AS

Ilustrasi. (pexels.com)

BERITA62.COM, Amerika Serikat – Infeksi jamur mematikan menyebar di Amerika Serikat. Adalah kasus demam Valley atau demam lembah, yang mulai meluas di AS, diyakini gegara perubahan iklim.

Kasus demam Valley akibat infeksi jamur semula disebut 10 kali lebih mematikan daripada flu, kini meningkat risikonya menjadi 20 kali lipat. Dikutip dari Daily Mail, kasus demam Valley ini disebabkan jamur Coccodioides, melepaskan spora ke udara saat tanah terganggu.

Spora tersebut kemudian dihirup oleh orang-orang, kebanyakan pekerja konstruksi. Jamur ini tumbuh subur di lingkungan hangat dan kering, itu juga yang kemudian membuat kasusnya disebut demam Valley atau demam lembah. Sekitar 97 persen kasus ditemukan di Arizona dan California AS.

Infeksi jamur muncul di tengah waswas infeksi wabah jamur terkait film serial HBO The Last Of Us. Namun, dipastikan infeksi jamur ini tidak lantas mengubah pasien menjadi zombie seperti di film.

Meski begitu, demam Valley dapat menyebabkan kerusakan serius pada beberapa orang, dan membunuh satu dari 100 orang yang tertular infeksi.

Coccidioidomycosis atau cocci berasal dari jamur yang tumbuh di tanah di beberapa wilayah California dan barat daya AS.

Jamur ini endemik di bagian barat daya yang mirip gurun, dan 97 persen dari semua kasus di Amerika ditemukan di Arizona dan California. Tetapi sebuah penelitian di jurnal GeoHealth memperkirakan bahwa, karena perubahan iklim, wilayah endemik jamur akan menyebar ke utara hingga mencakup negara bagian barat yang kering seperti Idaho, Wyoming, Montana, Nebraska, South Dakota, dan North Dakota.

Dalam prediksi para ahli, di tahun 2100 jumlah negara bagian yang terkena dampak dapat meningkat dari 12 menjadi 17, sementara jumlah kasus dapat meningkat hingga 50 persen.

Pada Oktober tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis daftar pertama jamur patogen yang menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia.

‘Muncul dari bayang-bayang pandemi resistensi antimikroba bakteri, infeksi jamur berkembang, dan semakin kebal terhadap pengobatan, menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,” jelas Dr Hanan Balkhy, asisten direktur jenderal untuk resistensi antimikroba di WHO.

Demam Valley sulit diobati dan belum ada vaksin untuk itu. Pasien mungkin harus minum obat antijamur selama berbulan-bulan dan mengalami efek samping yang tidak menyenangkan seperti rambut rontok dan kulit bersisik. (Sumber: Detik.com)

error: Content is protected !!